GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI - Dasriminocarm

Dasriminocarm

BLOG INI BERISI TULISAN YANG BERKAITAN DENGAN TEMA PENDIDIKAN. TULISAN DISAJIKAN DALAM BENTUK ARTIKEL, MAKALAH, REVIEW, RESUME DAN SEJENISNYA

Breaking

SELAMAT DATANG DI DASRIMINOCARM CHANEL

Selamat Datang Di Dasriminocarm Chanel

5 Postingan Paling Populer Dibaca

Ketik kata kunci di sini

Thursday, November 11, 2021

GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

 

 Oleh: H. Dasrimin


Beberapa gaya kepemimpinan dalam organisasi antara lain:

Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang kharismatik dan mempunyai peran sentral serta strategi dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.

  

Transaksional

Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila bawahan mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama.


Karismatik

Seorang pemimpin karismatik mengubah para pengikutnya dengan cara menciptakan menciptakan perubahan tujuan, kepercayaan, dan harapan pengikut. Pemimpin karismatik ini mengubahnya dengan menampilkan karisma yang ada di dalam pribadinya. Berdasarkan model kepemimpinan karismatik di atas dapat dijelaskan bahwa suatu budaya organisasi adalah kunci dalam kepemimpinan karismatik. Dimana kinerja tinggi pengikut dapat diperoleh dari budaya organisasi yang adaptif, yaitu penyesuaian terhadap lingkungan. Sehingga untuk mendapatkan budaya organisasi yang adaptif maka perlu melibatkan kepemimpinan karismatik.

 

Demokratik 

    Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan.

 

Laissez-faire 

    Gaya kepemimpinan laissez-faire di mana pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada bawahan. Bawahan memiliki kebebasan penuh untuk proses pengambilan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang menurut karyawan paling sesuai dengan partisipasi minimal dari pemimpin. Kepemimpinan merupakan suatu penggerak dalam perusahaan. Seorang pemimpin harus dapat memberdayakan seluruh karyawan untuk selalu siap menghasilkan yang terbaik.

 

Telling

Perilaku berorientasi pada tugas tinggi – orientasi hubungan rendah. Pemimpin menentukan peranan para bawahan dan menjelaskan tentang apa yang harus dilaksanakan, bagaimana, kapan, dan di mana tugas-tugas harus dilaksanakan. Gaya ini digunakan dalam situasi apabila para anggota tidak memiliki kemampuan dan keinginan atau sangat kurang yakin untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka.

 

Selling 

    Perilaku berorientasi pada tugas tinggi – orientasi hubungan tinggi. Pemimpin berperilaku baik direktif maupun sportif, dalam arti masih banyak memberikan pengarahan kepada para anggota, tetapi berusaha memberikan dukungan (supportif) terhadap keinginan dan semangat mereka. Gaya ini cocok digunakan dalam situasi apabila para anggota tidak memiliki kemampuan tetapi memiliki kemauan atau merasa yakin untuk dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Contoh: Seorang kepala sekolah yang hadir bersama guru-guru dalam program pelatihan pemanfaatan alat teknologi dalam menghadapi pandemic covid-19.

 

Participating

Perilaku berorientasi pada tugas rendah – orientasi hubungan tinggi. Proses pengambilan keputusan menjadi tanggungjawab bersama antara pemimpin dan bawahan. Di samping itu, peran utama pemimpin adalah hanya sebagai pendukung dan melakukan fungsi komunikasi. Gaya ini cocok apabila diterapkan dalam situasi di mana para anggota memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas, tetapi tidak mempunyai kemauan atau merasa sangat tidak yakin untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Contoh: Seorang kepala sekolah yang turut hadir dalam perlombaan bola basket sebagai bentuk dukungannya terhadap anak didik yang mengikuti lomba, namun pelaksanaan praktisnya diserahkan guru/kaur kesiswaan.

 

Delegating

Perilaku berorientasi pada tugas rendah – orientasi hubungan rendah. Pemimpin sedikit memberikan arahan atau suport. Gaya ini cocok dipergunakan untuk kelompok bawahan yang memiliki kemampuan dan kemauan melaksanakan tugas-tugas. Arahan dan suport tidak begitu diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas. Seiring dengan kemampuan dan kemauan para anggota yang sudah tinggi, maka mereka tidak memerlukan banyak arahan dan suport dari pimpinan. Oleh sebab itu, semua pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan cukup didelegasikan kepada para bawahan. Contoh: Seorang kepala sekolah memberikan tugas kepada Wakasek Kurikulum untuk mengkoordinir pelaksanaan olimpiade MIPA.

 

 

No comments:

Post a Comment