Sunber: Web Sanggar Anak Alam |
Sanggar Anak Alam (SALAM) berada di Kampung Nitiprayan, Kelurahan Ngestiharjo, Bantul-Yogyakarta. SALAM merupakan lembaga pendidikan non-formal yang memiliki kurikulum berbasis riset yang menggunakan lingkungan sebagai media belajar.
Sekolah ini dikenal dengan sekolah kehidupan karena
kurikulum-kurikulum yang dirancang berdasar kebutuhan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Sekolah melakukan banyak eksperimen, melalui pembelajaran kelas
yang baik sehingga memberikan dampak positif bagi peserta didik.
Sekolah ini berada di pinggiran sawah dan menyatu dengan alam.
Bangunan sekolahnya biasa saja, tapi konsep pendidikannya luar biasa. Berikut
ini merupakan beberapa catatan menarik dari hasil penelitian penulis di Sanggar
Anak Alam (SALAM) Yogyakarta.
Merdeka Belajar
Seperti pendidikan nonformal pada umumnya, siswa yang mengenyam pendidikan di
SALAM tidak memakai seragam sekolah. Di tempat ini pun mereka tidak memiliki
guru.
Mereka menyebutnya sebagai fasilitator yang bukan bertugas untuk
mengajar melainkan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen dan
bereksprorasi.
Setiap kelas diampu oleh tiga orang fasilitator. Peran fasilitator
ini hanya untuk mendampingi riset yang dilakukan oleh siswa.
Mereka bahkan tidak berhak mengatur jalannya kelas. Kegiatan pembelajaran
berjalan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh siswanya sendiri dan
diarahkan oleh fasilitator.
Sekolah Kehidupan
Proses belajar di SALAM merupakan gerakan "sekolah kehidupan" dimana
siswa diarahkan untuk menemukan sendiri tentang nilai-nilai serta pemahaman
hidup yang baik.
SALAM berupaya menciptakan kehidupan belajar yang merdeka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, seluruh proses pembelajaran dibangun berdasarkan
kebutuhan kolektif, yakni sesuai dengan kesepakatan bersama seluruh warga
belajar, baik itu fasilitator maupun siswa.
Karena itu SALAM tidak hanya berfokus pada aspek pengembangan
aspek akademik untuk mengasah pengetahuan secara teoretis, melainkan juga
pendidikan karakter humanis.
Lingkungan
sebagai laboratorium
SALAM mempunyai keyakinan bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik,
siswa tidak hanya terpaku pada ruang kelas, sambil mendengarkan pengajaran dari
para guru.
Proses belajar perlu diperluas dan secara holistik dengan tidak
melupakan peran orang tua murid dan lingkungan setempat. Karena itu, selain
para siswa mendapat pendidikan teori di dalam kelas juga di luar kelas. Bahkan
sebagian besar waktu mereka digunakan untuk pengembangan bakat.
SALAM berupaya menciptakan ruang bagi siswa, serta semua anggota
komunitas untuk leluasa melakukan eksperimen, eksplorasi dan mengekspresikan
berbagai temuan pengetahuan dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di
sekitarnya sebagai media belajar.
Nilai bukan sekedar angka
Jika di sekolah formal, evaluasi belajar dilakukan melalui ulangan atau ujian,
SALAM mempunyai cara yang unik. Pada akhir semester, hasil riset
dipresentasikan dalam berbagai bentuk seperti pameran atau pertunjukan.
Penilain siswa tidak dengan menggunakan angka. Semua laporan
berbentuk naratif dan menyoroti perkembangan siswa. Siswa tidak dinilai
berdasarkan kecakapan yang dimiliki pada sebuah topik tertentu.
Dengan cara demikian, diharapkan agar siswa tidak merasa rendah
diri jika nilainya rendah, dan terhindar dari sifat kompetitif dengan teman
lainnya.
SALAM adalah sebuah sekolah biasa, tetapi manajemen strateginya
tidak biasa-biasa saja. Boleh dikatakan bahwa SALAM sudah menerapkan konsep
"Merdeka Belajar" yang menarik dan inspiratif, karena:
Pertama; Anak-anak belajar
sesuai dengan kebutuhan. Mereka belajar dengan "merdeka" tanpa
dibebani banyak pelajaran seperti pada sekolah-sekolah umum lainnya.
Kedua; Anak tidak
menjadi konsumtif karena tidak hanya mendengarkan transfer ilmu dari guru. Anak
dilatih untuk produktif, di mana ia diarahkan untuk memiliki pengalaman pribadi
untuk menemukan ilmu baru.
Ketiga; Anak mempunyai
kemerdekaan berpikir dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Sekalipun SALAM merupakan sekolah non-formal, namun konsep
"Merdeka Belajar" ala SALAM bisa menjadi inspirasi untuk dikembangkan
pada sekolah-sekolah informal.
No comments:
Post a Comment