SALAM: Sekolah BiasaTapi Luar Biasa - Dasriminocarm

Dasriminocarm

BLOG INI BERISI TULISAN YANG BERKAITAN DENGAN TEMA PENDIDIKAN. TULISAN DISAJIKAN DALAM BENTUK ARTIKEL, MAKALAH, REVIEW, RESUME DAN SEJENISNYA

Breaking

SELAMAT DATANG DI DASRIMINOCARM CHANEL

Selamat Datang Di Dasriminocarm Chanel

5 Postingan Paling Populer Dibaca

Ketik kata kunci di sini

Friday, September 2, 2022

SALAM: Sekolah BiasaTapi Luar Biasa

Sunber: Web Sanggar Anak Alam

Sanggar Anak Alam (SALAM) berada di Kampung Nitiprayan, Kelurahan Ngestiharjo, Bantul-Yogyakarta. SALAM merupakan lembaga pendidikan non-formal yang memiliki kurikulum berbasis riset yang menggunakan lingkungan sebagai media belajar. 

Sekolah ini dikenal dengan sekolah kehidupan karena kurikulum-kurikulum yang dirancang berdasar kebutuhan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah melakukan banyak eksperimen, melalui pembelajaran kelas yang baik sehingga memberikan dampak positif bagi peserta didik. 

Sekolah ini berada di pinggiran sawah dan menyatu dengan alam. Bangunan sekolahnya biasa saja, tapi konsep pendidikannya luar biasa. Berikut ini merupakan beberapa catatan menarik dari hasil penelitian penulis di Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta.

Merdeka Belajar
Seperti pendidikan nonformal pada umumnya, siswa yang mengenyam pendidikan di SALAM tidak memakai seragam sekolah. Di tempat ini pun mereka tidak memiliki guru. 

Mereka menyebutnya sebagai fasilitator yang bukan bertugas untuk mengajar melainkan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen dan bereksprorasi. 

Setiap kelas diampu oleh tiga orang fasilitator. Peran fasilitator ini hanya untuk mendampingi riset yang dilakukan oleh siswa. 

Mereka bahkan tidak berhak mengatur jalannya kelas. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh siswanya sendiri dan diarahkan oleh fasilitator.

Sekolah Kehidupan
Proses belajar di SALAM merupakan gerakan "sekolah kehidupan" dimana siswa diarahkan untuk menemukan sendiri tentang nilai-nilai serta pemahaman hidup yang baik. 

SALAM berupaya menciptakan kehidupan belajar yang merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, seluruh proses pembelajaran dibangun berdasarkan kebutuhan kolektif, yakni sesuai dengan kesepakatan bersama seluruh warga belajar, baik itu fasilitator maupun siswa. 

Karena itu SALAM tidak hanya berfokus pada aspek pengembangan aspek akademik untuk mengasah pengetahuan secara teoretis, melainkan juga pendidikan karakter humanis.

Lingkungan sebagai laboratorium
SALAM mempunyai keyakinan bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik, siswa tidak hanya terpaku pada ruang kelas, sambil mendengarkan pengajaran dari para guru. 

Proses belajar perlu diperluas dan secara holistik dengan tidak melupakan peran orang tua murid dan lingkungan setempat. Karena itu, selain para siswa mendapat pendidikan teori di dalam kelas juga di luar kelas. Bahkan sebagian besar waktu mereka digunakan untuk pengembangan bakat. 

SALAM berupaya menciptakan ruang bagi siswa, serta semua anggota komunitas untuk leluasa melakukan eksperimen, eksplorasi dan mengekspresikan berbagai temuan pengetahuan dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya sebagai media belajar.

Nilai bukan sekedar angka
Jika di sekolah formal, evaluasi belajar dilakukan melalui ulangan atau ujian, SALAM mempunyai cara yang unik. Pada akhir semester, hasil riset dipresentasikan dalam berbagai bentuk seperti pameran atau pertunjukan. 

Penilain siswa tidak dengan menggunakan angka. Semua laporan berbentuk naratif dan menyoroti perkembangan siswa. Siswa tidak dinilai berdasarkan kecakapan yang dimiliki pada sebuah topik tertentu. 

Dengan cara demikian, diharapkan agar siswa tidak merasa rendah diri jika nilainya rendah, dan terhindar dari sifat kompetitif dengan teman lainnya.

SALAM adalah sebuah sekolah biasa, tetapi manajemen strateginya tidak biasa-biasa saja. Boleh dikatakan bahwa SALAM sudah menerapkan konsep "Merdeka Belajar" yang menarik dan inspiratif, karena:

Pertama; Anak-anak belajar sesuai dengan kebutuhan. Mereka belajar dengan "merdeka" tanpa dibebani banyak pelajaran seperti pada sekolah-sekolah umum lainnya.

Kedua; Anak tidak menjadi konsumtif karena tidak hanya mendengarkan transfer ilmu dari guru. Anak dilatih untuk produktif, di mana ia diarahkan untuk memiliki pengalaman pribadi untuk menemukan ilmu baru.

Ketiga; Anak mempunyai kemerdekaan berpikir dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Sekalipun SALAM merupakan sekolah non-formal, namun konsep "Merdeka Belajar" ala SALAM bisa menjadi inspirasi untuk dikembangkan pada sekolah-sekolah informal.

No comments:

Post a Comment