Oleh: H. Dasrimin
Dalam paradigma baru, perancangan
organisasi kurikulum cenderung menganut prinsip broad field curriculum, integrated curriculum, bahkan menjadi
penting memperhatikan hidden curriculum. Ketiga prinsip tersebut, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hidden
Curriculum. Secara
garis besar kurikulum dapat diartikan sebagai suatu program yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Akan tetapi, ada
juga yang berpendapat bahwa kurikulum tidak hanya mencakup hal-hal yang
direncanakan, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak direncanakan, yaitu apa
yang disebut dengan The Hidden Curriculum atau kurikulum tersembunyi
(Nasution, 1993: 11).
Kurikulum tersembunyi adalah efek yang muncul
sebagai hasil belajar yang sama sekali di luar tujuan yang dideskrpsikan.
Menurut Ballack dan Kiebard, Hidden
curriculum memilki tiga dimensi yaitu:
1). Dapat
menunjukkan suatu hubungan sekolah meliputi guru, peserta didik, struktur
kelas.
2).
Menjelaskan sejumlah proses pelaksaan di dalam dan di luar sekolah.
3). Mencakup
perbedaan tingkat kesengajaan (intensionalitas).
b. Broad Fields
Curriculum. Hilda Taba
menyatakan bahwa the broad fields curriculum adalah usaha meningkatkan
kurikulum dengan mengkombinasikan beberapa mata pelajaran. Misalnya, Fisika,
Kimia dan Biologi disatukan menjadi Ilmu pengetahuan Alam.
c. Integrated Curriculum. Kurikulum terpadu merupakan suatu
produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam mata
pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah
tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai
disiplin atau mata pelajaran (Abdullah, 2007: 146).
Paradikma baru ini dilai cukup baik
dibandingkan dengan paradigma lama, karena dengan prinsip ini siswa belajar bukan hanya untuk
menghafal fakta tetapi mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, perkembangan siswa tidak hanya pada
intelektual saja tetapi sikap dan emosi atau keterampilan.
Jika sebelumnya ketika kurikulum dipandang sebagai
kumpulan pengetahuan, maka organisasi kurikulumnya cenderung dalam bentuk mata
pelajaran-matapelajaran yang terpisah-pisah (subject
matter atau separated curriculum). Namun
ketika dimaknai cara berpikir, maka konsekuensinya organisasi kurikulum
diperluas menjadi broad field curriculum,
correlated curriculum, atau integrated
curriculum.
Jika dipandang sebelumnya kurikulum dilihat sebagai
pedoman (teknis) dan kumpulan pengetahuan, berarti kurikulum dianggap sebagai
produk atau hasil dokumen, dan kemudian produk dokumen (yang sudah jadi) itu
diberikan kepada peserta didik. Untuk menghantarkan peserta didik bersikap
kritis dan kreatif, maka kurikulum harus dipandang sebagai cara berpikir.
Justru cara manusia mengumpulkan pengetahuan itulah yang disebut kurikulum
(Nurul Ulfatin: 2014).
No comments:
Post a Comment