KEBIJAKAN MENGATASI DROP OUT SISWA - Dasriminocarm

Dasriminocarm

BLOG INI BERISI TULISAN YANG BERKAITAN DENGAN TEMA PENDIDIKAN. TULISAN DISAJIKAN DALAM BENTUK ARTIKEL, MAKALAH, REVIEW, RESUME DAN SEJENISNYA

Breaking

SELAMAT DATANG DI DASRIMINOCARM CHANEL

Selamat Datang Di Dasriminocarm Chanel

5 Postingan Paling Populer Dibaca

Ketik kata kunci di sini

Monday, May 21, 2018

KEBIJAKAN MENGATASI DROP OUT SISWA

 
Oleh: H. Dasrimin 
 

Simon (1977) mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam proses pembuatan keputusan, yakni intelligence, design, choice, review. Keempat tahap ini menekankan bahwa dalam proses pembuatan suatu keputusan selalu diawali dengan pengenalan. Tahap selanjutnya setelah pengenalan adalah identifikasi dan perumusan masalah, kemudian pencarian solusi-solusi alternatif. Setelah menemukan banyak alternatif solusi, kita harus memilih salah satu alternatif solusi terbaik di antara alternatif solusi yang ditemukan. Dan tahap yang terakhir adalah mengevaluasi kegiatan implementasi pemecahan masalah yang telah dipilih. (Rohayuningsih, 2015).
Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, maka rumuskan kebijakan untuk mengatasi kasus drop out siswa SMP dapat dijelaskan sebagai berikut:

Inteligence
Angka putus sekolah (drop out) di negara kita masih cukup tinggi. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, diperoleh data bahwa kurang dari 60 persen siswa SMP yang melanjut ke SMA/SMK. Artinya hanya sekitar 5 dari 10 siswa kelas 9 SMP/sederajat yang melanjutkan ke SMA/SMK. Angka tersebut jauh di bawah target Kemdikbud yakni sebesar 82 persen. Dari data ini menunjukkan bahwa peserta didik SMP/sederajat ada yang putus sekolah atau tidak melanjutkan studi ke jenjang SMA/sederajat (Wijaya, 2018). Menghadapi kenyataan ini, tentu membutuhkan sebuah kebijakan tertentu agar masalah putus sekolah bisa diatasi.

Design
            Sebelum merumuskan kebijakan, terlebih dahulu harus diawali dengan indentifikasi masalah, yakni dengan cara mencari faktor-faktor penyebab masalah putus sekolah (drop out). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah putus sekolah. Ulfatin, dkk (2010) dalam penelitian di Kabupaten Kediri menemukan bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya putus sekolah (drop out), antara lain: (1) ekonomi masyarakat yang rendah sehingga anak terpaksa harus ikut mencari nafkah (2) adanya budaya masyarakat, dimana seorang anak perempuan tidak bisa melanjutkan sekolah (3) kurangnya sarana transportasi dan sarana pendidikan serta keadaan geografis yang sulit dijangkau, dan (4) mahalnya biaya pendidikan. Sementara itu, Yusuf (2017) mengemukakan bahwa putus sekolah disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri atau pribadi anak itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya.
Jika kita ingin mendesign masalah ini, berarti sama halnya dengan kita mencari solusi bagaimana kita menyelesaikan masalah putus sekolah. Berdasarkan pada beberapa faktor penyebab terjadinya masalah putus sekolah sesuai dengan pemaparan di atas, maka ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut, yakni:
*) Menumbuhkan kesadaran kepada orang tua dan masyarakat akan pentingnya pendidikan baik itu laki-laki maupun perempuan.
*) Pemerintah hendaknuya memperhatikan infrastruktur yang baik dan memadai untuk mendukung kelancaran dalam proses pendidikan, termasuk menyediakan sarana dan prasarana yang baik.
*) Pemanfaatan dana BOS yang efektif sehingga tepat sasaran.
*) Memberikan penyadaran kepada anak sejak usia dini akan pentingnya pendidikan.

Choice
Beberapa penelitian menujukkan bahwa faktor utama terjadinya putus sekolah adalah faktor ekonomi, lingkungan dan pribadi. Maka dari beberapa alternatif pemecahan masalah di atas, faktor ekonomi, lingkungan dan pribadi patut mendapat perhatian yang lebih serius untuk mengatasi masalah putus sekolah.
           
Review
            Penelitian lain menunjukkan bahwa selain orang tua, lingkungan dan pribadi siswa, yang sangat berperan dalam mengatasi masalah putus sekolah adalah pihak pemerintah. Pemerintah harus segera mencari sulusi yang tepat untuk mengatasi masalah putus sekolah dengan melibatkan semua komponen termasuk di dalamnya adalah masyarakat. (Wijaya, 2018). 

Kesimpulan:
            Untuk mengatasi masalah putus sekolah (drop out) siswa SMP, ada beberapa rumusan kebijakan yang hendaknya dilakukan yakni:
a. Pemerintah:
* Pemerintah hendaknuya memperhatikan infrastruktur yang baik dan memadai untuk   
    mendukung kelancaran dalam proses pendidikan
* Menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan pendidikan yang murah.
* Pemerintah hendaknya memantau pemanfaatan dana BOS yang efektif sehingga  
    tepat sasaran.
* Menyediakan tenaga guru di tempat-tempat terpencil.
b. Orangtua: menyadari akan pentingnya pendidikan. Hal ini harus didukung pula dengan usaha untuk peningkatan ekonomi tanpa harus melibatkan anak dalam mencari nafkah.
c. Masyarakat: memberikan dukungan penuh akan pentingnya pendidikan.
d. Siswa: menyadari akan pentingnya pendidikan dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan, dimana hal ini harus sudah ditanam sejak usia dini.
Secara keseluruhan dapat saya gambarkan dalam diagram berikut:


No comments:

Post a Comment