MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT ATAU TQM) - Dasriminocarm

Dasriminocarm

BLOG INI BERISI TULISAN YANG BERKAITAN DENGAN TEMA PENDIDIKAN. TULISAN DISAJIKAN DALAM BENTUK ARTIKEL, MAKALAH, REVIEW, RESUME DAN SEJENISNYA

Breaking

SELAMAT DATANG DI DASRIMINOCARM CHANEL

Selamat Datang Di Dasriminocarm Chanel

5 Postingan Paling Populer Dibaca

Ketik kata kunci di sini

Monday, May 21, 2018

MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT ATAU TQM)



 Oleh: H. Dasrimin

1. Konsep MMT dalam bidang pendidikan.
            Upaya untuk meningkatkan kualitas dalam bidang pendidikan sangat penting, karena kemajuan sebuah peradaban bangsa sangat tergantung pula pada kualitas pendidikan masyarakatnya. Agar tercapainya kualitas pendidikan yang baik, tentu juga membutuhkan manajemen stategi yang baik pula. Di sinilah pentingnya Manajemen Mutu Terpadu (MMT) yang hadir sebagai sebuah pendekatan srategis dan sistematis demi peningkatan kualitas. Dengan adanya MMT kualitas pendidikan akan sesuai dengan standar kualitas seperti yang diharapkan oleh masyarakat yang dilayani. Kesesuaian dengan harapan masyarakat menjadi penting, karena hal inilah yang menjadi salah satu prinsip dari MMT, dimana peningkatan kualitas dimaksudkan pertama-tama adalah demi kepentingan pelanggal atau dalam hal ini adalah masyarakat. 
 
Secara praktis di satuan pendidikan atau sekolah, tujuan akhir dari MMT adalah untuk meningkatkan kualiatas siswa yakni dengan menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang baik dalam segala aspek. Jadi MMT bukan pertama-tama untuk keberhasilan atau keuntungan sebuah lembaga pendidikan itu sendiri, melainkan untuk siswa (pelanggan).
            Dalam perkembangannya, konsep MMT sebenarnya tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sebuah lembaga pendidikan untuk lebih baik lagi dari waktu sebelumnya, tetapi juga menjadi sebuah srategi bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mempertahankan kualitas yang telah dicapai sebelumnya. MMT bisa dipahami sebagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan. Mutu yang rendah ditingkatkan, mutu yang sudah baik dipertahankan dan perlu ditingkatkan atau disempurnakan.
            Mengingat pentingnya fungsi atau tujuan sebagaimana dijelaskan di atas maka MMT ini sangat penting dalam bidang pendidikan. Walaupun demikian, dalam kenyataannya pasti memiliki banyak kendala dalam pengimplementasiannya. Maka pertama-tama perlu ada kesadaran dari masing-masing pihak, terutama pada pihak pelaksana peningkatan mutu itu sendiri, serta menjadikan mutu sebagai sebuah budaya.
 
2. Sumbangan Pemikiran Para Ahli MMT dan Implementasinya
a. Deming
            Jasuri (2014) mengemukakan bahwa dalam konsep TQM Deming, ada empat elemen yang saling berkaitan dalam upaya peningkatan kualitas. Keempat elemen itu adalah perencanaan (P), pelaksanaan perencanaan (D), pemeriksaan hasil (C) dan tindakan penyesuaian (A).
*) Rencana perbaikan (P); disusun secara sisitematis dan disertai dengan tujuan akhir yang akan dicapai. Disusun sesuai dengan prinsip 5 W 1 H.
*) Pelaksanaan (D); setelah perencanaan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam proses pelaksanaan tetap diupayakan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan
*) Mencek hasil yang sudah dicapai (C); setelah pelaksanaan, kita akan mencek kembali apakah sesuai dengan apa yang sudah disusun atau dirancang pada saat awal yakni pada saat perencanaan. Hal ini untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan hasil yang dicapai.
*) Tindakan penyesuaian (A); setelah pengecekan pasti akan ditemukan adanya kesesuaian maupun tidak kesesuaian antara perencanaan dan hasil perencanaan. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian maka akan dijadikan tindakan penyesuaian yankni dengan membuat perencanaan baru untuk perbaikan di masa yang akan datang.

 b. Juran
Juran mengemukakan tiga elemen pokok yang dikenal dengan Trilogi Juran. Adapun tiga elemen pokok Juran sebagaimana dikutip Ismail (2016) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Kualitas (Quality Planning/QP). QP merupakan suatu proses manajemen untuk mengidentifikasi pelanggan, persyaratan/kebutuhan, produk dan jasa yang sesuai dengan karakteristik pelanggan. Proses ini juga akan menghantarkan produk dan jasa dengan perlengkapan yang benar, kemudian mentransfer pengetahuan ini kepada anggota perusahaan sehingga semua pelanggan mendapat kepuasan.
b. Pengendalian Kualitas (Quality Control/QC). QC merupakan suatu proses pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara sungguh-sungguh terhadap sebuah produk dan dibandingkan dengan persyaratan utama yang diinginkan oleh para pelanggan. Maslah yang terdeteksi akan dikoreksi demi peningkatan kualitas yang lebih baik lagi.
c. Perbaikan Kualitas (Quality Improvement/QI). QI merupakan suatu proses untuk mempertahankan mekanisme yang sudah baik, agar kualitas dapat dicapai secara terus menerus. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan alokasi sumber daya, menugaskan personil untuk melaksanakan proyek mutu, memberikan pelatihan bagi para karyawan dan menetapkan strategi yang permanen untuk mempertahankan kualitas yang telah dicapai sebelumnya dan mengejar kualitas yang belum sempurna.

c. Crosby
Crosby dalam Sallis (2012) menjelaskan ada empat belas langkah yang digunakan untuk penjaminan mutu, yaitu:
1) Komitmen manajemen; mutu dapat dicapai kalau ada komitmen manajeme yang baik
2) Membentuk tim; Untuk meningkatkan mutu kita bisa bekerja sendirian tetapi membutuhkan kerja sama dari sebuah tim dengan berbagai tugas dan keahliannya.
3) Mengukur mutu; digunakan untuk mengukur ketidaksesuaian yang saat ini atau yang akan muncul, dengan cara evaluasi dan perbaikan
4) Mengukur biaya mutu; mengidentifikasi keseluruhan biaya mutu.
5) Membangun kesadaran akan pentingnya mutu; merupakan langkah untuk membangun kesadaran akan peningnya mutu atau membudayakan mutu.
6) Kegiatan Perbaikan; adalah langkah untuk memperbaiki hal yang belum optimal demi kualitas yang lebih baik
7) Perencanaan tanpa kesalahan; langkah untuk menghindari satu kesalahan apapun demi tercapainya mutu yang sempurna.
8) Pelatihan staf; demi perbaikan atau peningkatan mutu harus sering mengikuti pelatihan.
9) Menyelenggarakan hari hanpa cacat; merupakan kegiatan untuk membangun kesadaran agar semua karyawan tidak melakukan kesalahan sekecil apapun.
10) Menyusun tujuan; harus ada tujuan supaya bisa menentukan stategi yang ingin dicapai.
11) Penghapusan penyebab sebuah kesalahan; sebuah usaha agar tidak ada kesalahan yang dibuat
12) Penghargaan; harus ada penghargaan atas sebuah prestasi yang diperoleh sebagai senbuah motivasi.
13) Membentuk dewan-dewan mutu; untuk tugas pengawasan
14) Lakukan lagi; sebuah usaha terus menerus untuk memperoleh kualitas yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment