Oleh: H. Dasrimin
Perubahan
dan pembaharuan kurikulum dalam sistem persekolahan suatu keniscayaan yang
selalu didasarkan atas landasan filosofis, sosiologis, organisatoris, dan
psikologis.
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofi memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum.
Dalam pengembangan dan pemberdayaan kurikulum senantiasa berpijak pada
aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Landasan
filosofis, sebagai
landasan fundamental filsafat mempunyai fungsi: 1) Menentukan arah dan
tujuan pendidikan. 2) Menentukan isi dan materi pelajaran. 3) Menentukan
strategi dan cara mencapai tujuan.
Adapun aliran-aliran filsafat yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum
yaitu:
a. Perenialisme; lebih
menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan
budaya dan dampak sosial tertentu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme; menekankan
pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Aliran ini
juga berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme; menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan
makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
d. Progresivisme; menekankan pada pentingnya
melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman
belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar
peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme; merupakan
elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Rekonstruktivisme lebih menekankan
tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan kreatif.
Aliran filsafat
Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan,
filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum
Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan
dalam Pengembangan Model Kurikulum Interaksional. (Sudrajat, 2008).
B. Landasan
Sosiologis
Landasan sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan
sosial di masyarakat. Kekuatan-kekuatan itu berkembang dan selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata
maupun yang potensial, yang berpengaruh dalam perkembangan kebudayaan seirama
dengan dinamika masyarakat.
1. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum
Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam
pengembangan kurikulum dengan pertimbangan : 1) Individu
lahir tak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan lain sebagainya. 2) Kurikulum dalam suatu masyarakat
pada dasarnya merupakan refleksi dari cara orang berpikir, berasa,
bercita-cita, atau kebiasaan-kebiasaan. 3) Seluruh nilai yang telah
disepakati masyarakat dapat pula disebut kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil
dari cipta, rasa, karsa manusia yang diwujudkan dalam tiga gejala, yaitu: Ide,
konsep, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain.
2. Masyarakat dan Kurikulum
Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada
pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial
setempat. Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya yang mencakup
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan uraian di atas,
sangatlah penting memperhatikan faktor kebutuhan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum. Perkembangan masyarakat menuntut tersedianya proses pendidikan yang
relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat maka diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan
pengembangannya memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan
pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta
didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk
pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta
nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul
manusia-manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi
justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun
kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan
harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyarakat.
C. Landasan
Organisatoris
Landasan ini berpijak pada teori psikologi asosiasi,
yang menganggap keseluruhan adalah jumlah bagian-bagiannya, sehingga menjadikan
kurikulum merupakan mata kuliah yang terpisah-pisah.Kemudian disusul teori
psikologi Gestalt yang menganggap keseluruhan mempengaruhi organisasi kurikulum
yang disusun secara unit tanpa adanya batas-batas antara berbagai mata
pelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
organisatoris adalah:
a. Tujuan
bahan pelajaran. Apakah mengajarkan keterampilan untuk masa sekarang atau
mengajarkan keterampilan untuk keperluan masa depan, apakah untuk memecahkan
masalah, untuk mengembangkan nilai-nilai, untuk mengembangkan ciri ilmiah, atau
untuk memupuk jiwa warga Negara yang baik. Sasaran bahan pelajaran. Siapakah
peserta didiknya?Apakah latar belakang pendidikan dan pengamalannya? Sampai
manakah tingkat perkembangannya? Bagaimana profil kepribadian dan motivasinya?
b.
Pengorganisasian bahan. Bagaimana pelajaran diorganisir, apakah berdasarkan
topic, konsep kronologi atau yang lainnya? Apakah jenis organisasi kurikulum
yang dipakai apakah separated subject curriculum atau correlated curriculum
atau integrated curriculum?
Tiga Bentuk Tipe Kurikulum
Berdasarkan Organisatoris, yaitu:
a. Separated
Subject Curriculum. Segala bahan pelajaran yang disajikan dalam subject atau
mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain.
b.
Correlated Curriculum. Menghubungkan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya
dengan memelihara identitas awal pelajaran.
c.
Integrated Curriculum(Kurikulum Terpadu). Kurikulum yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
D. Landasan
Psikologis
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997) terdapat dua
bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu:
a. Psikologi
Perkembangan, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hahekat perkembangan, pentahapan perkembangan,
aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu,
serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan
kurikulum.
b. Psikologi
Belajar, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat
belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya
dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
sekaligus mendasari perkembangan kurikulum (Akhmad Sudrajat, 2008).
Menurut Spencer,
kompetensi merupakan karakteristik mendasar dari seorang yang merupakan
hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang
terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:
a. Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara
konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi
b. Bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara
konsisten berbagai situasi atau informasi
c. Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang
d. Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki
seseorang
e. Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental
Menurut E.
Mulyasa (2002) sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta
didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu: perbedaan tingkat kecerdasan, perbedaan kreativitas, perbedaan cacat fisik, kebutuhan peserta didik dan dan ertumbuhan dan
perkembangan kognitif.
mantap pater
ReplyDeleteAktual
ReplyDelete