LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, ORGANISATORIS, DAN PSIKOLOGIS DALAM PERUBAHAN DAN PEMBAHARUAN KURIKULUM - Dasriminocarm

Dasriminocarm

BLOG INI BERISI TULISAN YANG BERKAITAN DENGAN TEMA PENDIDIKAN. TULISAN DISAJIKAN DALAM BENTUK ARTIKEL, MAKALAH, REVIEW, RESUME DAN SEJENISNYA

Breaking

SELAMAT DATANG DI DASRIMINOCARM CHANEL

Selamat Datang Di Dasriminocarm Chanel

5 Postingan Paling Populer Dibaca

Ketik kata kunci di sini

Monday, May 21, 2018

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, ORGANISATORIS, DAN PSIKOLOGIS DALAM PERUBAHAN DAN PEMBAHARUAN KURIKULUM

 
Oleh: H. Dasrimin 

Perubahan dan pembaharuan kurikulum dalam sistem persekolahan suatu keniscayaan yang selalu didasarkan atas landasan filosofis, sosiologis, organisatoris, dan psikologis.
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofi memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan dan pemberdayaan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Landasan filosofis, sebagai landasan fundamental  filsafat mempunyai fungsi: 1) Menentukan arah dan tujuan pendidikan. 2) Menentukan isi dan materi pelajaran. 3) Menentukan strategi dan cara mencapai tujuan.
Adapun aliran-aliran filsafat yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum yaitu:
a. Perenialisme; lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme; menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Aliran ini juga berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme; menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
d. Progresivisme; menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme; merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Rekonstruktivisme lebih menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan kreatif.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model Kurikulum Interaksional. (Sudrajat, 2008).
 
 
 
  B. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat. Kekuatan-kekuatan itu berkembang dan selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata maupun yang potensial, yang berpengaruh dalam perkembangan kebudayaan seirama dengan dinamika masyarakat.
1. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum
Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum dengan pertimbangan : 1)   Individu lahir tak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya. 2) Kurikulum dalam suatu masyarakat pada dasarnya merupakan refleksi dari cara orang berpikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan-kebiasaan. 3) Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, karsa manusia yang diwujudkan dalam tiga gejala, yaitu: Ide, konsep, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain.
2. Masyarakat dan Kurikulum
Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat. Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya yang mencakup kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan uraian di atas, sangatlah penting memperhatikan faktor kebutuhan masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Perkembangan masyarakat menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat.

C. Landasan Organisatoris
Landasan ini berpijak pada teori psikologi asosiasi, yang menganggap keseluruhan adalah jumlah bagian-bagiannya, sehingga menjadikan kurikulum merupakan mata kuliah yang terpisah-pisah.Kemudian disusul teori psikologi Gestalt yang menganggap keseluruhan mempengaruhi organisasi kurikulum yang disusun secara unit tanpa adanya batas-batas antara berbagai mata pelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan organisatoris adalah:
a. Tujuan bahan pelajaran. Apakah mengajarkan keterampilan untuk masa sekarang atau mengajarkan keterampilan untuk keperluan masa depan, apakah untuk memecahkan masalah, untuk mengembangkan nilai-nilai, untuk mengembangkan ciri ilmiah, atau untuk memupuk jiwa warga Negara yang baik. Sasaran bahan pelajaran. Siapakah peserta didiknya?Apakah latar belakang pendidikan dan pengamalannya? Sampai manakah tingkat perkembangannya? Bagaimana profil kepribadian dan motivasinya?
b. Pengorganisasian bahan. Bagaimana pelajaran diorganisir, apakah berdasarkan topic, konsep kronologi atau yang lainnya? Apakah jenis organisasi kurikulum yang dipakai apakah separated subject curriculum atau correlated curriculum atau integrated curriculum?
Tiga Bentuk Tipe Kurikulum Berdasarkan Organisatoris, yaitu:
a. Separated Subject Curriculum. Segala bahan pelajaran yang disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain.
b. Correlated Curriculum. Menghubungkan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya dengan memelihara identitas awal pelajaran.
c. Integrated Curriculum(Kurikulum Terpadu). Kurikulum yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

D. Landasan Psikologis
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997) terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu:
a.   Psikologi Perkembangan, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hahekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
b.   Psikologi Belajar, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari perkembangan kurikulum (Akhmad Sudrajat, 2008).
Menurut Spencer, kompetensi merupakan karakteristik mendasar dari seorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:
a.    Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi
b.    Bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi
c. Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang
d. Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang
e. Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental
Menurut E. Mulyasa (2002) sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu: perbedaan tingkat kecerdasan, perbedaan kreativitas, perbedaan cacat fisik, kebutuhan peserta didik dan dan ertumbuhan dan perkembangan kognitif.

2 comments: